apa yaNg dilihat, belum te n tu sePer ti yaNg terlihat

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Senin, 11 April 2011

KARYA  2: Taman Nyampa’ Heula © 2007  «


Design Keyword:  How they fit in?
Konsep Karya:  MULTILEVEL WASTE COLLECTING


Salah satu masalah utama  Bandung dan kota-kota besar Indonesia lainnya, adalah panjangnya mata rantai sistem pengumpulan sampah. Permasalahan ini meliputi ketidakdisiplinan warga membuang sampah ke tempatnya, ketidakefisienan cara pengumpulan dari setiap rumah ke TPS oleh petugas, hingga amburadul-nya infrastruktur penunjang pemda mengoordinasi penyetoran sampah dari TPS ke TPA. Bandingkan dengan negara maju, yang rata-rata hanya membutuhkan 2,6 jam, untuk mengumpulkan sampah dari rumah ke TPA kota. Sementara sistem perkotaan di negara kita membutuhkan minimal dua hingga tiga hari. Maka tidak heran, bila TPS selalu menjadi sumber serangkaian masalah. Kondisi ini diperburuk pemulung dan pengepul, yang mengubah ruang terlantar kota menjadi TPS-TPS liar.

Berangkat dari masalah ini, “Taman Nyampa’ Heula” memanfaatkan peran pemulung dan pengepul sampah, mengelola TPS sekaligus taman bermain anak-anak hingga remaja, yang lokasinya memanfaatkan bawah jembatan layang ataupun ruang-ruang kosong kota. 

“Taman Nyampa’ Heula” didesain berupa taman yang permainannya sekaligus berfungsi tempat penampungan sampah sementara kota.  Anak-anak ataupun remaja pengunjungnya, diwajibkan membawa aneka jenis sampah yang telah disortir, untuk ditukar menjadi token masuk. 
Permainan juga dijadikan media promosi, berbentuk tiruan produk-produk makanan ataupun minuman produsen yang membiayai pembuatan fasilitas di dalam taman. 

Dengan cara ini, diharapkan anak-anak, remaja, dan warga kota lainnya, terbiasa disiplin mengumpulkan dan menyadari nilai ekonomi sampah. Pembangunan taman ini melibatkan peran arsitek, pemda untuk memberikan izin, perusahaan penyandang dana, tukang pelaksana dibantu warga setempat, dan pengurus RT/RW bersama para pengepul untuk mengelolanya. Uang hasil penjualan sampah, dibagi sesuai kesepakatan warga dengan pemulung/ pengepul.

Taman  terdiri dari tiga bagian : entrance  (di mana pengunjung menukar sampah dengan token, sekaligus tempat penyortiran), lapangan olahraga (untuk remaja dan orang dewasa), dan area permainan anak-anak.

Area entrancetempat pengunjung menukarkan token untuk: masuk taman & memakai permainan. Sampah ditumpuk berdasarkan jenisnya, bersisian dengan area loading dock.

Area  lapangan olahraga.

Ruang bawah tribun penonton, digunakan tempat penumpukan sampah kering  sementara (terutama kertas).

Area  permainan anak-anak. 
Bentuknya  meniru  produk-produk sponsor. Selain jenaka, keberadaannya menghidupkan suasana dan memanusiawikan wajah kota yang semula terlantar.


Aneka permainan:
1.  DONG’ ODONG
(tempat sampah fiber-glass sekaligus kereta api  yang didorong secara manual mengelilingi taman). Permainan berkelompok yang mengembangkan kemampuan anak bersosialisasi dan melatih kekuatan motoriknya.

2.   KU’ BANGKU
(tempat sampah  fiber -glass sekaligus  bangku yang dapat digoyang  memutar secara manual). Melatih anak belajar  the sense of riding ‘menyeimbangkan sekaligus kemampuan motorik dan sensoriknya’.

3.  PATPAT  GULIPAT
( tempat sampah terbuat dari  besi dan fiber- glass, sekaligus tempat anak bermain lompat titian). Melatih anak belajar menyinkronkan  koordinasi fungsi otak kanan dan kiri.

4.  COP’ COPAN
(tempat sampah terbuat dari besi dan fiber- glass, sekaligus tempat anak bermain  rumah-rumahan). Melatih anak belajar memahami sense of security ‘konsep kepemilikan dalam suatu lingkungan sosial’ .

5.  KAT  JUNGKIT
(tempat sampah fiber-glass berangka besi , sekaligus jungkat-jungkit tandem). Anak belajar dan mengasah kemampuan sense of riding ‘kegiatan penstimulasi keaktivan beragam fungsi saraf  anak’.

6.  PIN BOL-BOLAN
(gabungan beberapa  tempat sampah fiber-glass berangka besi, sekaligus tempat anak:  memanjat, berseluncur, melompat, meniti, dan lain-lain). Permainan berkelompok, yang mengembangkan kemampuan anak bersosialisasi, dan  mengasah sense of riding ‘kegiatan penstimulasi  keaktivan beragam fungsi saraf  anak’.




Output karya:
Gambar kerja siteplan & enam desain permainan, bagan sistem manajemen pembangunan dan pengelolaan taman, serta presentasi karya berupa seni instalasi. Diikutsertakan dalam pameran bersama arsitek Bandung dan Jakarta Baffest 2007, di  Galeri Botol (temporer) Bandung,  selama dua minggu.  Meraih penghargaan sebagai karya terfavorit pengunjung,  sekaligus gelar juara pertama.








Tim Kerja SAGI-Architects © 2007:
Principal architect: Sarah Ginting
Junior architect: Marcelinus Sugiharto
Apprentice: Christy A. V., Dennis C.,  Anindita P.,  Ferdy A., 
Friska T. M.,  Galih N.,  Nirwesthi D.,  Tony H.


e-mail: sarahginting@gmail.com







Tidak ada komentar:

Posting Komentar