http://www.kbr68h.com/feature/saga/5320
http://cetak.kompas.com/read/2010/08/23/14160823/akademia
http://www.youtube.com/watch?v=1f6AWOuqdPg
http://www.facebook.com/GangSesama
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/09/20/ART/mbm.20100920.ART134607.id.html
http://bataviase.co.id/node/483400
http://ruang17.wordpress.com/2011/03/28/gang-sesama/
GangSesama
apa yaNg dilihat, belum te n tu sePer ti yaNg terlihat
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Minggu, 17 April 2011
Selasa, 12 April 2011
KARYA 5: Alice In WonderTHAIland © 2010 «
Design Keyword: “How can we encourage them to play?”
Konsep karya:
WE WANT THEM PLAY NOT MERELY WITH
FREE-MIND,MOREOVER, PLAY IMAGINATIVELY!
Hipotesis kami tentang kurangnya perhatian maupun pengakuan eksistensi dan hak asasi anak sebagai individu seutuhnya, pada budaya dan tradisi masyarakat di negara-negara berkembang, memang masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Hipotesis yang masih bersifat awal ini, berdasarkan pengamatan kami yang membandingkan tradisi budaya masyarakat di negara maju, seperti: Jepang, Cina, dan beberapa negara Eropah. Mereka memiliki beragam upacara tradisional maupun festival tahunan, khusus merayakan segala hal berkaitan dengan anak. Pada upacara atau festival tersebut, anak dilibatkan secara aktif untuk menunjukkan pengakuan bahwa anak adalah individu independen. Upacara menyimbolkan cara orangtua mempersiapkan masa depan anak, melalui serangkaian kegiatan yang prinsipnya memperkenalkan anak pada cara-cara mengembangkan kreativitasnya. Ragam upacara ini juga menandai tahapan-tahapan penting pertumbuhan anak, sekaligus menyiratkan pengakuan orangtua akan hak asasi anak dalam berbagai hal.
Berbeda dengan tradisi di negara berkembang, pada umumnya masyarakat di Asia Tenggara ataupun Afrika, hanya mengupacarakan anak saat dilahirkan dan ketika memasuki usia akil baliq. Kami berasumsi hal ini menunjukkan, pengakuan akan eksistensi anak baru mulai diakui sepenuhnya ketika memasuki usia produktif. Sebelum memasuki akil baliq, anak diperlakukan dan disubordinasikan kehadirannya sesuai keinginan orangtua. Kemudaan usianya, dianggap belum memungkinkan anak untuk independen membedakan nilai baik dan buruk. Hal ini tercermin pada pola pengasuhan dalam keluarga ataupun sistem pendidikan di sekolah yang cenderung bersifat satu arah; anak dituntut “patuh” karena orangtua dianggap selalu lebih tahu. Tidak heran, pola pikir ini menimbulkan kecenderungan orangtua mengabaikan beberapa hak asasi anak. Salah satu hak asasi anak yang (selalu) diabaikan orangtua adalah bermain. Pada beberapa masyarakat di negara berkembang – terutama golongan ekonomi kurang mampu – bermain dianggap kegiatan membuang waktu dan uang. Anak dituntut turut berperan menopang ekonomi keluarga, eksploitasi yang memaksa anak dewasa sebelum waktunya. Akibatnya potensi kreativitas anak tidak berkembang dengan baik. Pola pikir inilah salah satu penyebab sulitnya suatu masyarakat keluar dari lilitan ketertinggalannya.
DIPERLUKAN FASILITAS PERMAINAN YANG TIDAK SAJA EDUKATIF DAN BERBIAYA MURAH, NAMUN JUGA DAPAT MEYAKINKAN ORANGTUA AKAN PENTINGNYA BERMAIN.
MAKA DIGAGASLAH PERMAINAN TEMATIK ALICE IN WONDERTHAILAND. TERBUAT DARI BARANG-BARANG BEKAS, DENGAN SKALA DAN PROPORSI ESTETIKANYA BERTUJUAN MENSTIMULASI IMAJINASI ANAK BERADA PADA SUATU NEGERI DONGENG.
MAKA DIGAGASLAH PERMAINAN TEMATIK ALICE IN WONDERTHAILAND. TERBUAT DARI BARANG-BARANG BEKAS, DENGAN SKALA DAN PROPORSI ESTETIKANYA BERTUJUAN MENSTIMULASI IMAJINASI ANAK BERADA PADA SUATU NEGERI DONGENG.
Desain Alice in WonderTHAIland, adalah permainan tematik untuk anak-anak pengungsi Myanmar di daerah perbatasan Mae Sot di Provinsi Tak, Thailand . Tantangan utamanya, mendesain permainan edukatif yang dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat akan pentingnya mengembangkan potensi kreativitas anak. Permainan dibuat dengan teknik sederhana, memanfaatkan barang bekas serta material yang mudah didapatkan di negara tropis. Harapan kami, permainan ini dapat direalisasikan tidak saja di Thailand, tapi juga di negara-negara berkembang lainnya.
1. ALICE 2. THE QUEEN OF HEARTS 3. THE KING OF HEARTS 4. THE KNAVES OF HEARTS Material: ban mobil diisi adukan semen, bambu Ø 12 cm, bambu Ø 5 cm, kaleng bekas, kantong plastik bekas, bola mainan plastik, tampah bambu, cat minyak, tali plastik, irisan ban motor Permainan yang mengembangkan daya imajinasi anak dan kemampuan motoriknya. | |
6. THE BLUE CATERPILLAR Material: ban mobil bekas (bagian bawah dibolongin, agar tidak tadah hujan), ban motor bekas, kayu dolken Ø 15cm, bola mainan plastik, cat minyak, tali plastik Mendidik serta melatih the sense of riding ‘kemampuan anak menyikronkan keseimbangan sensorik dan motoriknya’, dan mengembangkan daya imajinasinya. | 5.THE WHITE RABBIT Material: ban mobil bekas (dibolongin agar tidak tadah hujan), ban mobil bekas dipotong menjadi 2/3 bagian, bambu Ø 15cm, cat minyak Mendidik serta melatih the sense of riding ‘kemampuan anak menyikronkan keseimbangan sensorik dan motoriknya’, dan mengembangkan daya imajinasinya. |
8. JUG DOULTON Material: ban mobil bekas dipotong menjadi 2/3 & bagian dalamnya diisi adukan, ban motor bekas, bambu Ø 5 cm, papan kayu, batang besi Ø 2 cm & Ø 5 cm, engsel besi, cat minyak Mendidik anak the sense of riding ‘kemampuan anak menyikronkan keseimbangan sensorik dan motoriknya’, dan mengembangkan daya imajinasinya. | 7. THE WORCESTER SAUCER Material: ban mobil bekas dipotong menjadi 2/3 & bagian dalamnya diisi adukan, ban motor bekas, bambu Ø 5 cm, cat minyak Mendidik anak the sense of security ‘konsep tentang kepemilikan ruang dalam konteks sosial’, mengembangkan daya imajinasi, serta melatih the sense of riding ‘kemampuan anak menyikronkan keseimbangan sensorik dan motoriknya’. |
9. CIRCLE WITH NO CLEAR WINNER Material: ban mobil bekas diisi adukan semen, ban mobil bekas diisi pasir, ban mobil (bagian bawahnya dibolongin, agar tidak tadah hujan), ban motor (pinggirnya dipotong & bagian bawahnya dibolongin, agar tidak tadah hujan), ban motor diiris memanjang, bambu Ø 15 cm, batang besi Ø 2; 3; 5 cm, plat besi, cat minyak Mendidik anak the sense of riding ‘kemampuan anak menyikronkan keseimbangan sensorik dan motoriknya’, mengembangkan daya imajinasi serta the sense of security ‘konsep tentang kepemilikan ruang dalam konteks sosial’, dan melatih keberanian anak untuk bersikap kreatif. | |
10. THE CURIOUS HALL Material: ban mobil bekas diisi adukan semen, ban motor bekas (pinggirnya dipotong, agar tidak tadah hujan), ban motor diiris memanjang, bambu Ø10 & Ø 15 cm, tali ban, cat minyak Mendidik anak the sense of riding ‘kemampuan anak menyikronkan keseimbangan sensorik dan motoriknya’, mengembangkan daya imajinasi serta the sense of security ‘konsep tentang kepemilikan ruang dalam konteks sosial’, dan melatih keberanian anak untuk bersikap kreatif. | |
11. CANDIBAN Material: ban motor bekas diisi adukan semen, ban motor bekas (pinggirnya dipotong, agar tidak tadah hujan), bambu Ø 15 cm, tali ban, cat minyak Mendidik anak the sense of riding ‘kemampuan anak menyikronkan keseimbangan sensorik dan motoriknya’, mengembangkan daya imajinasi serta the sense of security ‘konsep tentang kepemilikan ruang dalam konteks sosial’, dan melatih keberanian anak untuk bersikap kreatif. |
Output karya:
Gambar kerja shop drawing desain sebelas permainan, Bill of Quantity, dan Rencana Anggaran Biaya. Karya ini diikutsertakan pada sayembara internasional Play for All, yang diselenggarakan GO PLAY!, Thailand , 2010.
Tim Kerja SAGI-Architects © 2010:
Principal architect: Sarah Ginting
Junior architect: Nirwesthi Dhuhita
Apprentice: Ari Dasa
e-mail: sarahginting@gmail.com
e-mail: sarahginting@gmail.com
KARYA 4: Skateable & Playable © 2010 «
Design Keyword: “How if it be fitted and with what?”
Konsep Karya:
ROTTERDAM, I, FRIENDS, STEEL, 7-PLY, SHARE, KIDS, SMILE … AND … SMILE
Sebagai kota pertama di dunia yang mengijinkan secara legal para skateboarder berselancar di ruang-ruang terbuka seperti: alun-alun, taman, pedestrian maupun arcade, Rotterdam membutuhkan fasilitas tambahan khusus memfasilitasi skateboarding yang tidak merusak infrastruktur yang telah ada, dan untuk mencegah extreme sport ini mengganggu aktivitas sehari-hari warga kota lainnya.
SKATEABLE & PLAYABLE BERFUNGSI SEPERTI “PANGGUNG TEATER”, YANG MENONJOLKAN KEINDAHAN GERAKAN TRIK-TRIK PARA SKATEBOARDER, SEKALIGUS JUGA DIGUNAKAN MEMFASILITASI KEGIATAN BERMAIN ANAK-ANAK, USIA TIGA HINGGA SEMBILAN TAHUN.
BERBENTUK MIRIP HEWAN LAUT DAN MENGGUNAKAN MATERIAL GLOWING-IN-THE-DARK PAINTS BERWARNA MENYOLOK.
Bentuk dan warna Skateable & Playable yang jenaka dan menyolok, selain bertujuan menarik minat anak-anak, juga mempermudah skateboarder mengikuti rangkaian rutenya di ruang-ruang kota . Ruang kota “dipisah” secara visual, membuat kegiatan skateboarding tidak membahayakan aktivitas warga lainnya. Untuk memudahkan pemasangan fasilitas ini pada infrastruktur kota yang sudah ada, struktur dan cara pengonstruksiannya memakai sistem portable.
Kejenakaan desain Skateable & Playable juga untuk melengkapi patung-patung karya seniman ternama dunia yang banyak mengisi ruang kota Rotterdam, dengan konsep process art. Suatu bentuk seni instalasi yang “keinteraktivan” estetikanya, dipengaruhi kedinamisan penggunaan fungsinya oleh warga kota. Estetika Skateable & Playable dikonsepkan memiliki peran dan langsung mempengaruhi kegiatan urban sehari-hari kota Rotterdam.
SCHOUWBURGPLEIN - WESTERSINGEL – WESTBLAAK SKATEPARK
1. Lord O’ Walrus | BAGIAN YANG DIGUNAKAN SKATEBOARDER: Material: rangka baja, rangka & plat baja galvanis, batang baja galvanis hot dip, cat anti-slip warna hitam, cat HD polyethelene warna hitam | BAGIAN YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK: Material: rangka & plat baja galvanis, cat HD polyethelene warna putih (glowing in the dark), cat pelapis UV stabilized polyethelene warna hijau-muda (glowing in the dark), tubular neoprene strands warna hijau-muda (glowing in the dark), lembaran akrilik kristal bening, sistem audio interaktif yang memakai baterai ACCU |
Skateboarder | Desain yang lebih lanjut mengembangkan (advancing) bentuk trik-trik pada banks, membuat skateboarder dapat melakukan sekaligus beberapa variasi trik pada arena “panggung jalanan” yang berbentuk unik. | |
Anak-anak | Bagian kepala permainan berfungsi sebagai seluncuran, sekaligus ruang imajinatif di mana anak merasakan berada dalam tubuh hewan anjing laut. Selain bertujuan mengembangkan imajinasi, juga mendidik anak the sense of security ‘konsep tentang kepemilikan ruang pada konteks sosial’, serta the sense of riding ‘pengembangan potensi motorik sekaligus sensorik anak’. | |
2. Nomo' Clock | ||
BAGIAN YANG DIGUNAKAN SKATEBOARDER Material: rangka & plat baja galvanis dibevel , cat anti-slip warna hitam, cat HD polyethelene warna hitam & hijau-muda (glowing in the dark), laher baja galvanis | Desain yang lebih lanjut mengembangkan (advancing) variasi: grind, slide dan manual tricks pada papan yang digerakkan mendatar secara manual. Kemampuan skateboarder ditantang untuk mengukur the hang-time , supaya dapat mendarat tepat di banks seberangnya. | Komidi putar manual ini hanya dapat digerakkan bila sekelompok anak mampu bekerja sama menyinkronkan gerakannya dengan gerakan anak lain. Anak melatih potensi koordinasi otak kiri dan kanannya (the sense of riding), dan belajar bekerja sama dengan orang lain. |
BAGIAN YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK Material: rangka & plat baja galvanis dibevel , cat HD polyethelene warna putih (glowing in the dark ), cat pelapis UV stabilized polyethelene warna hijau-muda (glowing in the dark), tubular neoprene strands warna putih (glowing in the dark), roda stainless -steel | ||
3. Old Octo | Skateboarder | Anak-anak |
BAGIAN YANG DIGUNAKAN SKATEBOARDER Material: rangka & batang baja galvanis, plat baja galvanis dibevel, cat HD polyethelene warna hijau-muda (glowing in the dark), laher baja galvanis, screen printed on stainless-steel plate (outdoor) | Desain yang lebih lanjut mengembangkan (advancing) variasi gerak launch jump - khususnya flip and ollie tricks - melalui lingkaran segi delapan yang bergerak vertikal. Kemampuan skateboarder ditantang untuk memperkirakan waktu lompat yang tepat melalui lingkaran yang digerakkan secara manual. | Permainan yang menggabungkan komidi putar dengan jungkat-jungkit, yang digerakkan secara manual. Permainan ini hanya dapat bergerak bila anak dapat menyinkronkan gerakannya dengan gerakan temannya (the sense of riding). Permainan ini juga mengasah keberanian anak. |
BAGIAN YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK Material: rangka & plat baja galvanis dibevel , cat HD polyethelene warna putih (glowing in the dark ), cat pelapis UV stabilized polyethelene warna hijau-muda (glowing in the dark), laher baja galvanis | ||
4. Fish & Ladder | BAGIAN YANG DIGUNAKAN SKATEBOARDER Material: lempengan beton prefab, cat anti-slip warna abu-abu & abu-abu tua | BAGIAN YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK Material: rangka baja galvanis dibevel, batang & plat baja galvanis dibevel, cat outdoor low VOC warna putih & hijau -muda (glowing in the dark ), cat pelapis UV stabilized polyethelene warna hijau-muda (glowing in the dark), lembaran EVA foam warna hijau –muda |
Skateboarder | Desain yang lebih lanjut mengembangkan (advancing) variasi grind dan slide tricks. | |
Anak-anak | Secara berkelompok, anak belajar: cara menaati suatu peraturan, menghitung, memimpin dan dipimpin, cara berkomunikasi yang efektif dengan orang lain, dan mengembangkan kemampuan motoriknya. | |
5. Sharky - bell | BAGIAN YANG DIGUNAKAN SKATEBOARDER Material: lempengan beton prefab, plat baja galvanis dibevel, batang baja galvanis hot dip dibevel, cat anti-slip warna hitam, cat HD polyethelene warna hitam , cat UV stabilized polyethelene warna hijau-muda (glowing in the dark) | BAGIAN YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK Material: rangkaian per stainless-steel, stainless-steel hollow tube |
Skateboarder | Desain yang lebih lanjut mengembangkan (advancing) variasi grind dan slide tricks pada batang-batang baja. Gerakan trik-trik tersebut menimbulkan bunyi-bunyi getaran pada batang baja, menonjolkan keatraktivan penampilan skateboarder di ruang terbuka kota. | |
Anak-anak | Mengembangkan kesensitivan anak terhadap bunyi, sekaligus mereka belajar mengenal perbedaan tinggi-rendah nada, akibat getaran yang ditimbulkan ketika mereka memutar batang-batang baja (humming bars). | |
6. Willy-Whale | BAGIAN YANG DIGUNAKAN SKATEBOARDER Material: rangka & plat baja galvanis dibevel, batang baja galvanis hot dip dibevel, cat anti-slip warna hitam & putih , cat HD polyethelene warna hitam , cat HD polyethelene warna putih & hijau-muda (glowing in the dark), engsel piston hidrolik stainless-steel, laher baja galvanis | BAGIAN YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK Material: plat baja galvanis dibevel, plat baja galvanis dipotong CNC, cat HD polyethelene warna hitam , cat HD polyethelene warna putih & hijau-muda (glowing in the dark) | |
Desain papan landasan hidrolik yang dapat diubah-ubah secara manual, menghasilkan tiga level ketinggian. Ketiga level ini memungkinkan skateboarder melakukan pengembangan variasi | |||
Anak-anak | Berupa landasan yang dapat dijadikan “kanvas jalanan”, tempat anak belajar menggambar di ruang terbuka. Proses menggambar dan hasilnya terpajang disaksikan orang lain selama beberapa saat, menambah kepercayaan diri anak. Kegiatan ini juga mengembangkan the feeling of community participation anak. Selain itu, gambar hasil kegiatan ini membuat wajah kota lebih akrab dan manusiawi. | ||
WESTBLAAK SKATEPARK - WESTERSINGEL
WESTERSINGEL
WESTERSINGEL - SCHOUWBURGPLEIN
SCHOUWBURGPLEIN
SCHOUWBURGPLEIN
Gambar kerja shop drawing enam desain permainan, gambar rencana penempatan jalur skateboarder pada ruang kota Rotterdam, dan Bill of Quantity. Karya ini diikutsertakan pada sayembara internasional Reclaiming The Street, yang diselenggarakan MAMA Organisation, The Netherland, 2010.
Tim Kerja SAGI-Architects © 2010:
Principal architect: Sarah Ginting
Junior architect: Nova Chandra Aditya, Nirwesthi Dhuhita
Apprentice: Ari Dasa, Martin Surya, Fredo Marino
Skateboarder: Inong Unkl-347
e-mail: sarahginting@gmail.com
Langganan:
Postingan (Atom)