apa yaNg dilihat, belum te n tu sePer ti yaNg terlihat

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Selasa, 12 April 2011

KARYA  3:   Gang  Sesama   ©    2009   «


Design Keyword: “How to fit them out?


Konsep Karya:    
KECERIAAN  MEREKA,  MASA  DEPAN  BANGSA

Tidak terkendalinya urbanisasi  dan ketidakmatangan perencanaan pengembangan tata ruang, mengakibatkan kota-kota besar kita dipadati permukiman kumuh, yang  sepertiga warga penghuninya adalah anak-anak. Meluasnya permukiman padat tidak diiringi peningkatan kualitas fungsi ruang kota, menimbulkan beragam masalah sosial. Salah satu diantaranya, namun justru kerap kali terlupakan, adalah ketiadaan tempat dan fasilitas anak-anak bermain. Akibatnya mereka menjadikan jalan raya yang minim dari nilai edukasi dan sarat kekerasan, sebagai tempat utama menghabiskan masa kecil.

Sempitnya ruang kota disikapi Gang Sesama dengan sebelas desain permainan, yang memfasilitasi dua fungsi dasar: mendidik pemahaman adaptasi sosial (sense of security) dan mengembangkan kemampuan motorik  dan sensorik (sense of riding), 
anak-anak usia tiga hingga sebelas tahun. Permainan ini khusus didesain untuk sesuai ditempatkan di gang lebar minimal 120 cm, atau di lahan sempit kota seperti: taman RT/RW, kolong jembatan layang, maupun halaman sekolah.


Fasilitas edukatif Gang Sesama menjadikan kekumuhan lebih manusiawi;  dengan estetis sempitnya ruang kota dijadikan tempat alternatif bersosialiasasinya keluarga. Desainnya cocok ditempatkan di ruang luar yang beriklim tropis, serta kesederhanaan teknik pembuatan dan materialnya, memungkinkan warga bergotong-royong membuat sendiri sebagian besar permainan yang akan ditempatkan di lingkungannya. Selain untuk menekan biaya, diharapkan partisipasi ini menimbulkan rasa memiliki dan inisiatif warga untuk merawatnya.

Pembuatan Gang Sesama membutuhkan peran serta pihak berwewenang pemberi ijin penggunaan lahan dan penyandang dana. Untuk menyokong  kepentingan donatur, aneka permainan ini dapat dijadikan media alternatif mengiklankan produk atau sarana publikasi program CSR (corporate social responsibility) pihak  sponsor. Desain Gang Sesama menjadikan  media iklan sebagai elemen estetika kota yang  fungsional memenuhi kebutuhan masyarakat. Pesan sponsor dipercepat dan diefektifkan penyebarannya, dengan  cara  membuat masyarakat langsung merasakan manfaat media pengiklannya.




1.   KERETA APIK



Material:  lembaran multipleks, rangka kayu,  besi siku,  tali plastik, roda besi, engsel, dan cat besi.

Secara berkelompok, anak belajar memimpin dan dipimpin.


2.   JUNGKAT-KIT NYAMPING




Material:  pondasi beton setempat, lembaran multipleks,  reng kayu ,  besi hollow bulat, laher besi,  dan cat besi.

Secara berkelompok, anak belajar cara bekerja sama dengan orang lain dan mengembangkan kemampuan motoriknya.


3.  RUMAH BAJU
(sebagai baju)




Material:  lembaran plastik tenda  dan  kawat besi halus.

Mengembangkan daya imajinasi   anak dan belajar memahami the sense of security ‘konsep kepemilikan saya dan mereka dalam konteks sosial’.


4.  RUMAH BAJU
(sebagai rumah)

     


Material:  lembaran plastik tenda  dan  kawat besi halus.

Mengembangkan daya imajinasi  anak dan mengembangkan kemampuan motoriknya.


5.  TEMPAT SAMPAH MEKANO




Material:  lembaran multipleks, lembaran seng, rangka kayu,  lembaran akrilik bening, besi siku,  tuas besi, laher besi, engsel, dan cat  besi.

Secara atraktif, anak belajar membuang sampah pada tempatnya, sekaligus melatih kemampuannya menyinkronkan kemampuan otak kanan dan kiri (the sense of riding).



6. PERAHUAN



Material:  pondasi beton setempat, papan kayu, lembaran seng,  plat besi, besi  siku,  besi hollow bulat, tuas besi, laher besi, engsel, dan cat  besi.

Secara berkelompok, anak  belajar mengoordinasi keselarasan gerak tubuhnya terhadap gerakan anak lain, sehingga potensi motorik dan sensoriknya berkembang sekaligus (the sense of riding).


7.  AYUNAN NYAMPING



Material:  pondasi beton setempat, papan kayu, lembaran seng,  plat besi, besi  siku,  besi hollow bulat, tuas besi, laher besi, rantai besi,  dan cat  besi.

Secara berkelompok, anak  belajar mengoordinasi keselarasan gerak tubuhnya terhadap gerakan anak lain, sehingga potensi motorik dan sensoriknya berkembang sekaligus (the sense of riding) .


8.  RUMAH BONEKA



Material:  pondasi beton setempat, lembaran multipleks, lembaran seng, rangka kayu,  besi  siku, engsel, dan cat besi.

Mengembangkan daya imajinasi   anak dan belajar memahami the sense of security ‘konsep kepemilikan saya dan mereka dalam konteks sosial’.


9.  ULAR TANGGA


Material:  pondasi beton setempat, lembaran seng,  plat besi, besi  siku,  besi  hollow bulat, tali plastik, tali ban, kawat besi,  dan cat  besi.

Secara berkelompok, anak belajar:  menghitung, memimpin dan dipimpin, cara berkomunikasi yang efektif dengan orang  lain, dan mengembangkan kemampuan motoriknya.


10. RUMAH POHON  I



Material:  pondasi beton setempat, lembaran seng,  plat besi, besi  siku,  besi  hollow bulat, tali ban,  dan cat  besi.

Mengembangkan daya imajinasi  anak,  belajar memahami  the sense of security ‘konsep kepemilikan saya dan mereka dalam konteks sosial’, dan mengembangkan potensi motorik serta sensoriknya dalam waktu bersamaan (the sense of riding).


11.  RUMAH POHON  II




Material:  pondasi beton setempat, lembaran seng,  plat besi, besi  siku,  besi  hollow bulat, tali ban,  kawat besi, dan cat  besi.

Mengembangkan daya imajinasi  anak,  belajar memahami the sense of security ‘konsep kepemilikan saya dan mereka dalam konteks sosial’, dan mengembangkan potensi motorik serta sensoriknya dalam waktu bersamaan  (the sense of riding).


Output karya:
Gambar kerja shop drawing sebelas desain permainan, Bill of Quantity,    Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan bagan sistem manajemen pembangunan dan pengelolaannya. Meraih Juara I pada sayembara nasional Sustainable Urban Development: Pengadaan Ruang Publik Pada Lahan Terlantar Di Perkotaan, yang diselenggarakan Ditjend Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum RI bersama Ikatan Arsitek Indonesia Pusat, Desember 2009.

Untuk keberhasilan tersebut, Kementrian PU RI mendanai pembuatan pertama  Gang Sesama, di Gang Bukit Mulia I, No. 22, RT02/ RW07, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kotamadya Bandung. Proses pembangunannya yang memakan waktu satu bulan - selesai Agustus 2010, hasil kolaborasi bersama:  SAGI-Architects, Himpunan Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, dan Warga Gang Bukit Mulia I Bandung.

Terbangunnya fasilitas  Gang Sesama,  mendapat sambutan positif dari warga sekitar yang telah merasakan manfaatnya. Begitu pula kalangan akademisi beberapa perguruan tinggi dalam dan luar negeri, seperti:  Universitas Katolik Parahyangan,  Universitas Padjajaran, Universitas Pendidikan Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, Universitas Tarumanagara - Jakarta, Chiba University – Jepang, dan Berlage Institute – Belanda, menjadikan Gang Sesama sebagai kajian diskusi ilmiah dan konsepnya dikembangkan dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat kampus. Positifnya sambutan masyarakat juga terbukti dari banyaknya  liputan media pers – cetak dan televisi - nasional yang membahas Gang Sesama.


Oleh karena itu, kami  sedang mengupayakan  Gang Sesama  menjadi program nasional dan dapat diwujudkan di kota-kota besar lainnya di negara kita. Mewujudkan Gang Sesama  berarti mengubah kekumuhan kota menjadi  tempat anak-anak berkreativitas,  sebab keceriaan  mereka sekarang, salah satu penentu kualitas masa depan bangsa kita.



Majalah Tempo, Edisi 20-26 September 2010,
hal. 69-71.





Tim Kerja SAGI-Architects © 2009:
Principal architect: Sarah Ginting
Junior architects: K. M. Kemal Ramadhan Agam,
Marcelinus Sugiharto, Rizki M. Supratman

Apprentice: Anindita Pamelaseli

e-mail: sarahginting@gmail.com
http://www.facebook.com/GangSesama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar